a collaboration project
Contemporary Puppet Show & Audiovisual Performance
Atieq SS Listyowati (Appreroom) | Performance Artist
Dani Iswardana (Wayang Beber Kota) | Visual Artist
Tri Ganjar Wicaksono (Wayang Beber Kota) | Puppeteer
Pandu Hidayat (CONTROL-Z) | Sound Art
Auditorium IFI Surabaya
Jl Ratna 14, blok c2, Komplek AJBS
Surabaya - Indonesia
Jumat 22 November 2013
Workshop 15.00 wib
Performance 19.00 wib
++++
SURABAYA, suaramerdeka.com - Sebagai bentuk dukungan kepada kesenian Indonesia,
Institut Français d'Indonésie - centre de Surabaya atau IFI Surabaya akan
menampilkan pentas kesenian wayang beber kontemporer bekerjasama dengan
Appreroom, Jumat (22/11) pukul 19.00 di Auditorium IFI Surabaya, Jl. Ratna 14
komplek AJBS Surabaya
Pentas kolaboratif ini bertajuk "Le Métro",
dipersembahkan empat seniman yaitu Dani Iswardana (visual artist), Tri Ganjar
Wicaksono (dalang), Atieq SS Listyowati (performance artist), Pandu Hidayat
(sound/video art).
"Pertunjukan ini akan didahului oleh workshop
pengenalan wayang beber pada siang harinya, pk. 15.00. Seusai pentas, diadakan
sesi diskusi. Acara terbuka untuk umum dan gratis," kata Pramenda Krishna
A, bagian Budaya & Komunikasi IFI Surabaya.
Menuurutnya, kesenian wayang dipilih lantaran sudah
mendarah daging dalam budaya Indonesia dengan berbagai jenisnya: wayang kulit,
golek, orang, klitik dan beber. Jenis yang disebut terakhir merupakan titik
awal dari.
"Sementara bagi sekelompok seniman muda, wayang beber
adalah medium menarik bagi karya seni masa kini. Inilah yang akan ditampilkan
oleh ke empat seniman yang berkolaborasi dalam kreasi terbaru mereka, "Le
Métro", dengan sentuhan modern," katanya.
Wayang beber sebagai salah satu bentuk kesenian tradisional
yang hampir punah dan kini menjadi 'anak tiri' dibanding wayang-wayang lainnya.
Padahal wayang beber yang diperkirakan lahir di masa
Jayabaya (abad ke-9) bahkan sebelum Kerajaan Majapahit (abad ke-12) adalah
'cikal-bakal' keberadaan wayang klithik, wayang kulit, wayang golek dan
sebagainya di Indonesia (konon semenjak wayang beber diubah oleh Sunan Kalijaga
menjadi wayang kulit untuk menyamarkan figur manusia dalam gambar-gambar wayang
beber). (Andika Primasiwi , RED / CN26)
No comments:
Post a Comment